Masjid Raya Bayur adalah salah satu masjid tua di sekitar Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Masjid yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berlokasi tidak begitu jauh dari jalan raya yang menghubungkan Kota Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam, dengan Kota Bukittinggi.
Bentuk masjid ini sedikit banyak telah mengalami perubahan hingga menjadi seperti yang tampak saat ini. Pada awal tahun 2000, masyarakat setempat berupaya merenovasinya secara menyeluruh. Partisipasi para tokoh masyarakat dari Kenagarian Bayur dan warga di tanah rantau membuat renovasi masjid dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tidak begitu lama.
Renovasi meliputi perbaikan bangunan dan penataan lingkungan masjid, seperti pembenahan ruang terbuka, area parkir, dan taman masjid. Hal ini dilakukan agar lingkungan masjid tampak lebih asri.
Pascarenovasi, masjid ini tampak indah dengan perpaduan gaya arsitektur pagoda Thailand dan gonjong rumah gadang khas Minangkabau. Hal tersebut dapat dilihat pada menara kecil di empat sudut atap bangunan utama. Struktur atap dirancang mengikuti pola bangunan rumah panggung dengan atap bersusun tiga yang menjadi ciri khas bangunan masjid Nusantara zaman dahulu.
Masjid Raya Bayur memiliki beberapa keunikan yang khas seperti kubah persegi empat di tengah atap bangunan utama, empat menara di setiap sudut kubah utama, dan kubah kecil persegi empat di atas mihrab.
Dinding masjid dilapisi papan berukir yang disapu nuansa gelap. Tang-tiang penyangga masjid yang terbuat dari tembok dihiasi warna lembut sehingga sangat serasi dengan dinding masjid.
Ketika kaki melangkah memasuki area masjid, tampak air mancur terus memancar. Melangkah ke belakang masjid, terdapat kolam ikan yang tertata rapi. Di kiri-kanan kolam ikan tersebut terdapat tempat wudhu.
Di sebelah utara masjid terdapat sebuah pondok pesantren tua. Santri- santrinya selalu meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan, mulai dari belajar berceramah, khotbah, hingga tata cara shalat jenazah. Tak dimungkiri, para santri tersebut menyemarakkan masjid yang menjadi sentra pengembangan ajaran Islam di Kenagarian Bayur ini.
Hamparan indah panorama Danau Maninjau dengan aktivitas para nelayan di pagi dan sore hari menjadi poin plus keindahan pemandangan di masjid ini.